Suatu pagi, terjadi dialog  menarik
antara sehat dan sakit. Masing-masing
mengklaim bahwa  dirinya lebih
bermanfaat bagi manusia.
Sehat berucap, "karena  aku, manusia
semangat dalam bekerja dan
beraktifitas."
Sakit  menyangkal, "tapi karena-ku
manusia tak memiliki angan-angan
panjang."
Sehat menambahkan, "Denganku, ahli
ibadah lebih  bersungguh-sungguh
dalam ibadahnya."
Sakit menimpali, "Tapi  denganku,
mereka mengikhlaskan niat (karena
Allah semata) dalam  ibadah mereka."
Sehat membanggakan dirinya,
"Karena-ku didirikan  sekolah-sekolah
kesehatan dan universitas
kedokteran."
Sakit tak mau kalah, "tapi karena-ku
penelitian medis berkembang  pesat."
Sehat mengakhiri ucapannya,
"Seluruh manusia  mencintaiku."
Sakit menutup pembicaraannya
dengan (sanggahan  mematikan),
"kalau bukan karena aku, mereka tak
akan pernah  mencintaimu."
(Hakadza 'allamtnil hayat, DR. Mustafa
Siba'i).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar